3.08.2011

SPA INDONESIA MENJADI PERHATIAN MASYARAKAT NEGARA JERMAN

London (ANTARA) - Produk Spa Bunga Kemboja dan Kunyit Indonesia menjadi perhatian masyarakat Nurnberg, Jerman dalam pameran "Freizeit" yang berlangsung di Nurnberg, Negara Bagian Bayern.
Konjen RI di Frankfurt, Damos Dumoli Agusman, dalam keterangannya yang diterima Antara London, Rabu menyebutkan pengunjung sanjungan Indonesia banyak yang mengagumi produk spa Indonesia beraroma bunga Kemboja dan Kunyit.
Banyak pengunjung bertanya mengenai bahan-bahan yang terkandung dalam produk spa Indonesia yang menurut mereka bahan-bahan seperti kunyit, sereh, bunga-bungaan seperti Kemboja merupakan sesuatu yang baru, ujarnya.
KJRI Frankfurt membuka anjungan produk spa dan pariwisata selama lima hari penyelenggaraan pameran yang diselenggarakan awal bulan di Nurnberg.
Dalam pameran tersebut, KJRI Frankfurt bekerja sama dengan biro perjalanan setempat milik warga Indonesia menawarkan paket-paket wisata kunjungan ke Bali, Sumatra dan Medan, Toraja, Surabaya, Pulau Komodo, dan Sumba.
Bali masih merupakan destinasi favorit bagi calon wisatawan Nurnberg dan kota sekitarnya. Produk spa Indonesia belum banyak dikenal masyarakat Nurnberg dan kota sekitarnya.
Untuk itu, perlu mempromosikan secara aktif produk-produk tersebut baik melalui pameran pariwisata maupun pameran dagang terkait lainnya.
Sementara itu Erlina Umar, pemilik spa "Bali Beauty Spa" yang digandeng KJRI Frankfurt, masyarakat Nurnberg dan kota sekitarnya belum banyak mengenal dan mengetahui produk spa lainnya.
Mereka pada umumnya masih menggunakan produk lokal yang mengandung lumpur dan tumbuhan lokal, ujarnya.
Kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk-produk spa Indonesia perlu terus menerus dilakukan di Jerman khususnya kota-kota seperti Nurnberg.
Dengan empat pembeli potensial masing-masing dua dari pemilik spa Jerman dan dua pemilik spa dan hotel Austria, Erlina menyatakan cukup puas dengan hasil promosi pada pameran tersebut.
Pameran Freizeit Nurnberg 2011 adalah pameran tahunan yang menawarkan berbagai ragam produk dan jasa terkait perjalanan dan pariwisata, berkemah dan karavan, outdoor and sports, berkebun, serta mobil dan sepeda diselenggarakan sejak 1968 dan Indonesia pertama kali ikut berpartisipasi pada pameran ini yang dikunjungi lebih dari 90.000 orang yang berasal dari kota Nurnberg dan sekitarnya.

SUMBER:http://id.news.yahoo.com/antr/20110309/tpl-spa-indonesia-jadi-perhatian-masyara-cc08abe.html

3.04.2011

Bangga Bikin Visual Effect Iron Man Hingga Transformers

 Hai teman teman kembali lagi bersama saya ichan di www.ichan.co.tv
okk...
temen temen ichan punya info ni wat temen temen yang mungkin lagi happy"nya ngblogging.apa lagi jika temen temen menhyukai tentang pembuatan animasi dan yang berbasis teknology lainnya...
pada pertemuan kali ini saya akan menyajikan artikel berkaitan dengan animasi.

Penggemar film animasi tentu takjub saat menyaksikan film-film box office seperti Transformers, Iron Man, atau Star Trek. Namun, tak banyak yang tahu bahwa salah seorang pembuat visual efek film-film itu adalah Andre Surya, pemuda Indonesia. THOMAS AQUANIO KUKUH, Jakarta Meski dunia perfilman masih tertatih-tatih, Indonesia patut berbangga karena mempunyai seorang pemuda kreatif. Dia adalah Andre Surya, digital artist, yang bekerja untuk Lucasfilm Singapore, salah satu production house terbesar di dunia.
Sudah banyak film box office yang digarap anak muda kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1984, itu. Khususnya dalam visual effect atau efek gambar sebuah film. Sebut saja film Iron Man 1, Iron Man 2, Star Trek, Terminator Salvation, Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull, Surrogates, dan Transformers: Revenge of the Fallen. "Terakhir, saya ikut menggarap film The Last Airbender," kata Andre saat dihubungi Jawa Pos Rabu (21/7). Tentu saja, bagi Andre, ikut terlibat dalam pembuatan film-film Hollywood itu sebuah pengalaman yang langka. Apa lagi bernaung di bawah bendera perusahaan film sebesar Lucasfilm yang berkantor pusat di San Francisco.

Perusahaan itu didirikan pada 1971 oleh George Lucas, sutradara film Star Wars. Mereka menggarap visual effect film, game, sound effect, dan sebagainya. Sejumlah distributor film kelas dunia menjadi klien perusahaan itu. Salah satu di antaranya, Paramount Pictures. "Kami mengerjakan adegan-adegan film yang membutuhkan visual effect," jelas Andre. Misalnya, dalam film action terdapat adegan ledakan besar. Maka, rumah produksi tempat Andrea bekerja itulah yang menggarap visual effect sedemikian rupa sehingga tampak seperti nyata. Di Lucasfilm Singapore, Andre bertugas di divisi Industrial Light and Magic (ILM). Divisi itu khusus membuat visual effect film-film klien. ILM didirikan pada 1975 dan menjadi divisi atau anak perusahaan andalan Lucasfilm.
Menurut Andre, sejak kecil dirinya memang punya cita-cita ingin bekerja di dunia perfilman. Dan, dalam perkembangannya, dia menyenangi bidang animasi, terutama tiga dimensi (3D). "So its dream come true," ucapnya. Andre mengatakan, dirinya sejak duduk di SMA mulai menekuni animasi. Maklum, dia penggemar berat game racing yang menampilkan gambar dan visual effect canggih. "Saya penggemar Colin McRae Rally 2," kata Andre. Tapi, Andre tak hanya menikmati permainan. Dia juga mulai penasaran membuat gambar-gambar yang dinilai menakjubkan di game racing itu.
Untuk mengetahui lebih dalam, Andre sering mengulang-ulang (replay) permainan balapan mobil tersebut. "Sewaktu melihat replay game itulah, saya juga menghafalkan dan menebak-nebak apa saja graphic feature yang ditampilkan pada game. Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menonton replay-nya," kata penggemar sepak bola itu. Dari situlah, Andre mulai menekuni film 3D. Awalnya dia belajar secara otodidak dengan mempelajari tutorial-tutorial 3D yang diunduh di internet. Selain memperhatikan game, Andre tak jarang menghabiskan waktunya berlatih dan mengasah kemampuan 3D-nya. Saat itu orang tuanya kurang mendukung minat Andre.
Mereka menganggap Andre melakukan kegiatan yang kurang berguna. "Mungkin kesannya saya hanya main game. Padahal, saya juga mempelajari bagaimana cara pembuatannya." Meski tidak direstui orang tua, Andre tidak patah arang. Dia tetap menekuni minatnya tersebut kendati secara sembunyi-sembunyi. Baru setelah kuliah di Jurusan Desain Komunikasi Visual Universitas Tarumanegara (Untar), hobinya itu lebih terasah. Namun, dia hanya kuliah setahun. "Ada tawaran kerja di Polaris 3D Jakarta, perusahaan advertising dan architectural visualisation. Saya memilih kerja daripada kuliah," tuturnya. Andre mengatakan tak merampungkan kuliahnya di Untar lantaran memiliki mimpi yang lebih besar. Dia ingin mengumpulkan uang terlebih dahulu dan bercita-cita menempuh pendidikan di luar negeri. Karir Andre pun cepat menanjak. Bahkan, dia sering menerima penghargaan atas karya-karyanya di bidang advertising. Baik nasional maupun internasional.
Gambar karya Andre yang berjudul Somewhere in the Sky pernah ditampilkan di CGOVERDRIVE, konferensi Computer Graphic terbesar di Asia. "Gambar itu juga memenangi Excellence Award di buku Elemental 2 terbitan Ballistic Publishing," ucapnya dengan nada girang. Sedangkan karya Andre yang berjudul City of Enhasa memenangi Future World Contest di http://www.3dkingdom.org. "Itu perlombaan yang bergengsi," kata Andre bangga. Nah, sejak menunjukkan eksistensinya di bidang yang digeluti itu, Andre mulai mendapatkan dukungan dari keluarga. Lambat laun apa yang dia impikan mulai tampak. Pada 2005, Andre diterima di Vancouver Institute of Media Arts (VanArts), Canada.
Dia memilih VanArts Institute karena biaya pendidikannya cukup terjangkau pada saat itu. Selain tekun menempuh kuliah untuk meraih gelar diploma, Andre terus memperkaya portfolio pribadi yang menampilkan karya-karyanya saat senggang. Berkat ketekunannya itu, setelah lulus, Andre diterima bekerja di Lucasfilm Singapore. "Awalnya saya melamar, lalu wawancara di Ottawa, Canada. Kedua wawancara melalui telepon. Nah, saat wawancara kedua, saya dikabari bahwa saya diterima sebagai digital artist," ceritanya. Bagaikan mimpi, Andre sangat gembira mendapatkan job di Lucasfilm perwakilan Singapura. "Terus terang saya senang banget," imbuhnya. Andre pun lalu berkantor di Lucasfilm Singapore. Kini dia tinggal di kawasan East Singapore. Meski sudah hidup mapan dan berkarya di tingkat internasional, Andre tetap memiliki mimpi untuk tanah airnya. "Semoga suatu saat saya bisa kembali ke Indonesia untuk memajukan industri perfilman Indonesia," tuturnya. Namun, di usia mudanya kini, Andre ingin terus menimba ilmu agar bisa membuat film-film berkualitas untuk menambah portofolionya. "Harapan saya, semoga Indonesia pada suatu saat dapat membuat film animasi dengan kualitas Hollywood," ucap pria yang masih melajang itu. (*/c4/ari


sumber: radarsukabumi
sumber:www.putragaluh.web.id